Tuesday, December 20, 2011

[road trip home]

malam ini kami berlari menuju pulang
menggulir bersama mimpi-mimpi dan kenang
mendekap nyaman, melepas lalu
tenggelam dalam genggam kata-kata
yang larut pada tiap titik hujan.



(yogyakarta-jakarta, 18-191211, jalur selatan)

Thursday, December 8, 2011

[091211]

aku rindu
sepotong sunyi
pada jeda di sela kata
saat tatap berjingkat malu
memandangmu memandangku
dan keresahan
menjadi satu-satunya harapan.

Tuesday, December 6, 2011

[021211]

setitik demi setitik
namaku tercuri
oleh sepotong bayangan

dan di sudut benakku
mulai ada rindu.

[not mine]

aku memilih diam
di antara riuh kata-katamu yang terucap tanpa suara.

tapi sungguh,

hening ini terlalu dalam,

dan bukan tempatku
menyelami sudut-sudut benakmu.

Thursday, November 24, 2011

[221111]

aku menunggumu hadir dalam kosong
seperti sunyi antara dua gemuruh
yang mengawal deru hujan
pada hari yang terkekang.

Tuesday, November 15, 2011

[accept]

and beneath the fading sun
we face the sky
embracing the cool, comforting darkness
that is to come.

Monday, November 14, 2011

[depressive]

terik ini menggeliat
di hari yang sepi
menuju lapang tak bertuan

dan lelah berkeliaran
dengan matanya yang jalang
mencuri harap-harap
yang malu pada hari.



(151111, taxi ride to work.)

Sunday, November 13, 2011

[movie]

(scene: action!)

maaf, aku sedang menunggu sepotong matahari yang mencariku
maka berhentilah menciumku,
karena aku tak mau namamu yang kudesah
saat ia menemukanku.

(cut! dan filmnya habis.)




(may 2006)
...life is like a movie sometimes, isn't it?

[longing]

aku tak pernah tahu
kata apa yang pantas kuucap kepadamu
hanya mengalir seperti setetes hujan
yang leleh di halaman depan
melalui cabang dan tangkai dedaunan.

dan senyummu tempat aku melipur
segala lara yang terberi ataupun kuambil
sendiri
seperti kembang matahari di sudut padang
mengayun pada langit
mengangguki sejengkal surga yang hadir
di antara tatap kita.

[escape]

mari sejenak sembunyi
mengelabui waktu
dan di sela-sela kata
aku terdiam menghindari cahaya.

[wishful thinking]

aku ingin tersesat dalam cerita
dan berkubang di beningnya kisahmu
bersama tetes yang mengembun
pada pagi merona semu.

dengan jemari hangat tergenggam di
tanganmu
dan jatuh
jatuh
jatuh
dalam dekap yang tak berakhir
meski selamanya rapuh.

Friday, November 11, 2011

[hangat]

apa ada hujan semerdu tangis malam ini?
selepas senja, sampai rintik berlabuh di pelupuk mata kita.
berselimutkan rinduku, terbungkus semua rasa dalam tiap tetes gelap yang menggayuti dedaunan
kuyup, namun hangat kita bertaut
dan aku pun lelap dalam dekap kata-katamu.




(march 2007)

Thursday, November 10, 2011

[in time of daffodils]

(by E.E. Cummings)


in time of daffodils (who know the goal of living is to grow)
forgetting why, remember how

in time of lilacs who proclaim,
the aim of waking is to dream,
remember so (forgetting seem)

in time of roses (who amaze our now and here with paradise)
forgetting if, remember yes

in time of all sweet things
beyond whatever mind may comprehend
remember seek (forgetting find)

and in a mystery to be
(when time from time shall set us free)
forgetting me, remember me.

Wednesday, November 9, 2011

[goodbye]

(taken from "Simple Passion" by Suzana Murni)

You can't even calculate
the distance between
reality and dream

So stop the b.s.
I should be moving on

And after I'm gone
please learn the calculation
start from there
-from where you're standing-
to the front door 



[selamat tinggal]

kau bahkan tak mampu menghitung
jarak antara
nyata dan mimpi

maka hentikan bualanmu
aku seharusnya beranjak

dan setelah aku pergi
belajarlah menghitung
mulai dari sana
-dari tempat kau berdiri-
ke pintu depan





thanks to the person who lent me the book. I'll be first in line to buy it, should it ever be printed again *hint* :)

Tuesday, November 8, 2011

[matahari]

dan cahaya meruap lewat ujung-ujung rambutmu
seperti matahari.

mencuri kata-kata dari mulutku,
seribu huruf tentangmu
kembang-kembang tidur yang berserakan
di sudut-sudut benakku.

lalu bersama langit yang menangisi hari
membawanya pergi.

dan cahaya masih meruap
lewat ujung-ujung rambutmu

seperti matahari.



(august 2007) 

memories of the old sun, brought by an unexpected encounter with a bright star in someone else's sky.

[another goodbye]


maka cuma beberapa kuntum rasa yang tersisa
kusimpan
di antara kenang yang tak boleh digenggam
dan tersembunyi.

lalu melangkah pergi
walau tahu mataku mengikuti
sampai punggungmu menghilang di belokan jalan.

Wednesday, November 2, 2011

[remuk]

(I)
ada yang remuk, jauh di dalam
kala matamu kehilangan cahaya,
meredup bersama malam,
mencuri senyuman.

dan aku cuma bisa diam
merindukanmu,

selalu.



(II)
ada yang remuk, jauh di dalam
kala tiraimu terikat mati sampai pagi
tapi cinta memang cuma di buku cerita,
terbersit disudut-sudut pikiran para pemimpi
membodohi mereka yang lugu hati.

tapi aku tak lugu lagi.

aku sepotong ragu yang sudah tahu,

tak ada cinta yang bisa

jadi penyelamatmu.


(march 4-5, 2008)

[maaf]

sepertinya aku ingin menangis saja.

menghapus tiap kata yang pernah terucap,
yang pernah tercekat.

dan suaramu menggelap,
berat seperti malam.

sepertinya aku memang harus menangis saja.


(110308. to msa)

[detik]

ada detik yang hilang dalam waktu
saat tatap kita bertaut tanpa ucap.
lalu,
di sudut hati sebelah mana
bisa kusimpan namamu?

Monday, October 31, 2011

[301011]

aku setetes hujan di langit malam;
mengalir dalam gelap, merangkai haru.
dan larut bersamamu, menjadi sungai,
perlahan hanyut dalam hangatmu yang terdiam.

Monday, October 17, 2011

[malam]

ada sepotong malam yang hanya buatmu.
tersembunyi, di balik cahaya tak henti;
meranggas sudut-sudut mimpi yang tak kupunya lagi.

karena kau yang kini jadi empunya.

dan aku cuma bisa terpaku pada matamu.

Sunday, October 9, 2011

[011011]

seiris rasa meruap mendadak.

tak seperti bahagia,
senyum tersirap dan urung mengembang
tak pula serupa haru,
hanya kenang akan masa yang usang dan lalu

maka mungkin memang hanya itu,
dan ini cuma usik atas kebas yang nyaman.



(for A: please be happy, wherever you are.)

[hujan di dadaku]

ada hujan di dadaku;
rintik demi rintik yang runtuh satu-satu,
membawa rindu.

ada hujan di dadaku;
titik demi titik tajam yang pilu,
seperti kenangmu.

ada hujan di dadaku;
serupa kata yang tak terucap namun terdengar,
rasa yang tak teraba namun ada.

ada hujan di dadaku;

hujan itu namamu.



(210811; 21:58)

[yogyakarta - jakarta, oktober 2011]

roda bergulir menyusur besi mengikat mimpi
irama tak melambat tak cepat
dan kau hanya hadir dalam selintas kenang
akan rencana yang terhenti;
luluh oleh malam dan deru menjemput fajar.

(KA Gajayana, 081011)

[090811]

ceritakan padaku tentang lembah-lembah sunyi yang kaujejaki;
kan kucari diriku di dalam-dalam bening matamu.

nyanyikan senandungmu yang tak berlagu tentang kata dan rasa;
kan kusesap senyummu di sela-sela bibirku.

tak nyana aku temukan sejiwa yang bergaung bersama
dalam jemari yang terikat mati.

tapi aku tak peduli.

ajari aku,
tenggelamkan aku dalam hangat yang tak bertuan di dekapmu.

Friday, September 30, 2011

[mimpi siang hari]

maka di penghujung siang, namamu bertamu.
dan penat terbuang ke sudut benak kala jemari bertaut
bersama rasa yang tak perlu kata.

pun hanya sekejap mimpi,
tak luput berbayang meski dalam senyum tersaput.

sepotong hati, yang kini tak (lagi) kumiliki.

[malam ini]

dan kenangmu luruh bersama tiap tetes hujan yang runtuh,
menanti sepi usai menggayuti.

ah, mungkin nanti;

esok pagi.

Monday, September 26, 2011

[hujan 130311]

lalu seiring rintik yang turun,
aku bersembunyi antara kata-kata
yang malu pada waktu
karena tak kunjung berubah kisahnya.

Tuesday, September 20, 2011

[tak]

serinai hujan rintik dari langit kala mata kita terpaut.
ah kekasih, cinta tak lebih dari ini;
sedetik yang tak pernah berhenti.

tapi waktu tak bisa tertipu; tak sudi ia menunggu

dan aku hanya sepotong kelu yang mengikat lidahmu.

Friday, September 16, 2011

[hujan 220711]

bisakah kau jatuh seperti tetes yang runtuh,
hingga menggenang dan leleh ke sudut-sudut hati

kala malam menjemput dan membawamu ke tempatmu terpaut,
sisakan sepotong benakmu untukku

walau mungkin esok pagi,
kau tak bisa datang lagi.

bisakah kau jatuh seperti tetes yang runtuh,
menyelesaikan mimpi yang tak pernah utuh

bisakah kau jatuh seperti tetes yang runtuh,
mengisi tiap sudut harap yang terbangun rapuh.

saat matamu terpejam, luangkan sekedip untuk bayangku di lelapmu

walau mungkin esok pagi,
aku cuma jadi seberkas mimpi.

Friday, September 9, 2011

[bukan aku]

pram, aku bukan si peri yang menari bersama pagi.
jika ada yang bertanya, katakan saja
kau pernah terlelap dalam pelukanku,
sekali waktu saat bulan berwarna biru
dan kausebut nyanyianku seindah bul-bul.

dan kala malam,
jika rindu diam-diam menggodamu dengan percakapan yang akrab dan lalu,
bernyanyilah pram,
dan lupakan mataku yang dulu kausebut kalbu.

kan kuhirup nafas dalam-dalam,
mengembus lepas rindumu yang sesak di dadaku.

esok pagi,
menarilah bersama peri, pram.


("how" from lisa loeb playing in the background)

[tanpamu]

ada sepotong senyummu yang kusimpan.

kerling mata menanti;
tak akan mungkin lagi.

maka langkah kuayun,
kembali pulang ke tanpamu.

Thursday, September 8, 2011

[dalam pagi]

akulah si pemimpi yang tak panjang akal;
menari di tepi,
tidur beralaskan semu.

berlari,
berlari aku dari
tanpa pernah tahu ke mana menuju.

aku yang bersembunyi dari mentari,
justru dalam pagi.

[sia]

mengapa meminta cahaya pada malam?
selaras sinar tak sempat tersimpan kala matamu terang.

dan pada detik yang terentang,
selama itu pula aku menanggung bebanmu.

Wednesday, September 7, 2011

[kelabu]

kelabu ini menyelimuti.
tak lekang sudut-sudut tersembunyi,
terliputi.

dan aku mencuri sepotong mimpimu di siang tanpa nama.

tapi di ujung kelabu ada senja,
meruap langit merah-jingga.

dan cuma desahmu yang terdengar,
kala namaku hilang ditelan malam.

[tengkar]

kisah ini tentang kata, tentang masa.
dan kau terpaku pada bulir-bulir embun yang ia simpan sampai senja.

Monday, September 5, 2011

[tuk laut]

matamu laut, kembara aku di dalamnya;
terbuai senandung ombak menderu pantai,
meski sadar terlalu jauh tuk membuang sauh.

temui aku, saat bulan penuh, saat orang berkata ombak kan pasang
aku akan berdiri
mencoba menyentuhmu dengan lidah ombak

akan kucarimu saat pasang datang;
di antara irama ombak yang menyapu satu-satu,
kutemukan denyut nadimu.

aku arus sungai yang menuju lautmu,
mencuri sehembus angin meski tahu tak pernah mungkin berlabuh.
dan bersama laju alirmu,
aku lebur dalam gelap yang tenang mendekap.



(thanks to skee for the second verse.)